Daniel Reza Trapatony, pemuda asal Kota Madiun ini merupakan alumni SMAN 2 Madiun. Pemuda yang yang biasa disapa Daniel ini pernah menjadi siswa kelas XII-5 dan lulus pada tahun 2020. Semasa di bangku SMA, Daniel menjalani kesehariannya seperti remaja lain yaitu, sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan mengikuti bimbingan belajar. Daniel tergolong siswa yang aktif mengikuti berbagai macam ekstrakurikuler seperti english club, catur, PMR, badminton, paduan suara dan pramuka. Bahkan Daniel pernah menjadi ketua ekstrakurikuler paduan suara. Mengikuti banyak sekali ekstrakurikuler bukan berarti membuat Daniel meninggalkan akademik. Daniel justru mendahulukan kepentingan akademik daripada organisasi. Namun, ia juga tidak meninggalkan tanggung jawabnya di organisasi. Daniel berusaha menyeimbangkan kegiatan akademik dengan organisasi sebaik mungkin. Ia melalukannya dengan cara menanamkan disiplin tingkat tinggi untuk dirinya sendiri di kehidupan sehari-hari. Kedisiplinan ini tentu saja sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya sejak Daniel masih kecil.
Daniel mengaku ia berusaha membagi waktu sebaik mungkin untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas organisasi di berbagai ekstrakurikuler. Dulu Daniel tinggal di kost Jalan Banda dekat sekolah. Meski tinggal di kost tanpa pengawasan orang tua selama 24 jam, Daniel berjanji pada dirinya sendiri agar tidak membolos sekolah. Terbukti Daniel tidak pernah membolos sama sekali sewaktu SMA. Daniel pun tidak pernah bolos bimbingan belajar setiap pulang sekolah meski ia mengikuti dua bimbingan belajar sekaligus di tempat berbeda. Bagi Daniel nilai akademiknya sangat penting. Maka dari itu, Daniel selalu mementingkan bimbingan belajar terlebih dahulu. Setelah bimbingan belajar, Daniel baru menyelesaikan tugas-tugas di ekstrakurikuler. Daniel selalu memanfaatkan waktu dengan baik untuk belajar. Ia menerapkan disipilin waktu yang sangat ketat dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini juga dijadikannya latihan untuk mendaftar tentara, khususnya angkatan laut. Daniel memang bercita-cita menjadi tentara. Menurutnya jika ia menjadi tentara, ia akan bisa menerapkan ilmunya untuk bangsa dan negara.
Salah satu kedipilinan Daniel lainnya adalah duduk di bangku paling depan. Selama SMA, sejak kelas X sampai kelas XII, Daniel selalu duduk di bangku paling depan. Hal ini sudah ia terapkan sejak kecil. Daniel mengaku memilih bangku paling depan karena pesan dari orang tuanya. Dulu sewaktu Daniel masih kecil, orang tuanya yang berprofesi sebagai seorang guru selalu menasehati Daniel untuk duduk di bangku paling depan. Orang tua Daniel mengatakan padanya bahwa duduk di bangku paling depan bisa membuatnya lebih fokus ke pelajaran. Daniel pun merasakan manfaatnya. Selain menjaga fokusnya, duduk di depan juga bisa menghindarkan Daniel dari rasa mengantuk. Daniel menuturkan jika ia mengantuk, pasti gurunya akan lebih mudah membangunkannya karena duduk di depan. Sehingga Daniel bisa kembali fokus dan konsentrasi mengikuti pelajaran. Ia pun akan lebih banyak menyerap ilmu yang dibagikan oleh guru jika duduk di bangku paling depan. Menurut Daniel, duduk di bangku paling depan juga merupakan usaha untuk menghargai guru. Ia mengatakan bahwa guru pasti akan senang bila muridnya antusias duduk di bangku paling depan, yang artinya murid tersebut juga antusias mengikuti pelajaran. Lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai guru, membuat Daniel mempunyai rasa hormat dan empati terhadap guru-gurunya selama bersekolah dari SD hingga melanjutkan pendidikan tinggi. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa salah satu cara menjadi orang sukses adalah dengan menghargai guru. Alasannya singkat, karena guru yang mentransfer ilmu dan mengajarkan etika kehidupan. Peran guru dan orang tua bagi Daniel tidak pernah tergantikan.
Daniel yang sudah terbiasa dengan kedipilinan, juga terbuka pikirannya saat ada sosialisasi kakak kelasnya di SMAN 2 Madiun yang telah menjadi taruna militer. Awalnya Daniel agak minder karena berat badannya berlebihan. Tetapi kakak kelasnya tersebut memberikan motivasi yang membuat hati Daniel tergerak. Di hari itu juga setelah sosialisasi, Daniel langsung latihan fisik sepulang sekolah. Selain belajar tekun, semenjak kelas XII Daniel rajin olahraga untuk menurunkan berat badan dan melatih fisiknya. Daniel juga terus berdoa dan meminta doa restu pada orang tua. Usaha Daniel tidak sia-sia ketika ia dinyatakan lolos menjadi taruna Akademi Angkatan Laut (AAL). Selama menjadi taruna AAL, Daniel terus belajar hingga ia menjadi taruna terbaik di angkatannya. Ia menjadi peringkat 2 di angkatannya dengan nilai 90. Daniel pun mendapat kesempatan beasiswa untuk kursus International Naval Semester 2024 dengan tema “Common Security and Defense Policy” di Italia. Di kursus tersebut, Daniel belajar tentang organisasi perdamaian bersama delegasi-delegasi lain dari berbagai macam negara. Daniel juga diundang untuk menghadiri Pakistan Navy Midshipmen Graduated 2024. Undangan kenegaraan ini diselenggarakan di Pakistan Naval Academy dan hanya taruna berprestasi yang mendapatkan kesempatan tersebut.
Daniel berharap untuk ke depannya ia dapat menjadi motivasi dan inspirasi untuk adik-adik kelasnya di SMAN 2 Madiun agar dapat meneruskan jejaknya menjadi taruna AAL. Daniel juga berharap akan mengukir lebih banyak prestasi lagi agar bisa membanggakan kedua orang tuanya, almamaternya SMAN 2 Madiun dan tentunya Kota Madiun. Saat menjadi taruna AAL, Daniel pernah sosialisasi AAL di SMAN 2 Madiun. Ia berpesan kepada adik-adik kelasnya agar jangan takut atau minder mendaftarkan diri menjadi taruna militer. Memang mungkin awalnya ada rasa takut, tapi lama-lama pasti terasa menyenangkan. Apalagi tugas tentara sangat mulia yaitu melindungi masyarakat dan negara. Ia juga berpesan jika ingin sukses, salah satu langkah awalnya adalah menerapkan disiplin dan menghargai guru. Daniel berterima kasih banyak kepada Tuhan Yang Maha Esa karena doa dan usahanya selama ini didengar dan diwujudkan oleh Tuhan. Lebih lanjut, Daniel juga berterima kasih kepada orang tua dan seluruh keluarga besar SMAN 2 Madiun mulai dari kepala sekolah, guru beserta karyawan yang telah mendukung selama ini.
***
Author & Editor : Nurul Ika Noviyanti, M.Pd (Guru SMAN 2 Madiun)
Tinggalkan Komentar