Siapa yang tidak kenal teater Agni SMA Negeri 2 Madiun? Tentu sudah banyak yang kenal dengan ekstrakurikuler yang berfokus pada seni teater ini. Apalagi teater Agni SMA Negeri 2 Madiun dikenal sebagai ekstrakurikuler teater yang banyak menelurkan talenta-telenta muda berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Teater Agni SMA Negeri 2 Madiun pada tanggal 19 Januari 2025 melaksanakan suatu pentas bernama “Pentung” atau pentas tunggal. Pentas Tunggal tahun ini diangkat dari naskah berjudul AUM. Naskah AUM yang dibawakan pada Pentas Tunggal tahun 2025 menuai tepuk tangan dari penonton. Terlebih, bukan hanya dari siswa-siswi SMA Negeri 2 Madiun saja yang menghadiri pentas ini, siswa-siswi dari SMA sekaresidenan Madiun juga turut berpartisipasi. Mereka sangat antusias menyaksikan pentas tahunan yang sudah menjadi agenda wajib dari ekstrakurikuler teater Agni SMA Negeri 2 Madiun.
Tak disangka kemegahan auditorium Politeknik Perkeretaapian Indonesia disulap menjadi panggung berlatar Pekarangan Rumah Dinas dapat membawa penonton mengawali cerita AUM. Penampilan AUM yang dibawakan oleh tiga generasi teater Agni yaitu generasi 38, generasi 39, dan generasi 40 berhasil menggucang panggung malam itu. AUM memadukan seni teater, tari, musik tradisional dan modern dari gitar serta gamelan. Pencahayaannya yang apik, dukungan dari properti, alur cerita yang unik, dan penghayatan karakter menciptakan suasana yang mendalam bagi para penikmat seni dan penonton.
Diiringi musik dari gitar serta gamelan, cerita AUM berhasil mencuri perhatian para penonton. Diawali dengan tingkah hansip yang konyol membuat hati tergelitik hingga dimulainya konflik antara Kepala Keluarga dan Bupati yang menyayat. Tak hanya itu, gerakan tari dan olah tubuh yang menunjukan surealisme membuat suasana pentas semakin menegangkan. Salah satu momen paling memukau adalah saat tokoh Ucok, yang diperankan oleh Breviola, siswi kelas X SMA Negeri 2 Madiun mulai berdoa. Saat berdoa, terjadi pemberontakan dan kerasukan masal yang dialami para orang udik. Adegan ini diiringi oleh musik yang mendebarkan, membuat penonton terhanyut dalam ketegangan dan ketakutan.
Makna AUM (‘OM’ dalam aksara Bali berarti Sang Hyang atau Tuhan), yang berasal dari naskah Putu Wijaya nyatanya diadaptasi dari kisah nyata. Dalam dunia ini, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan yang absurd dan tidak bisa ditebak. Ketika masyarakat miskin mulai lelah dengan kekuasaan dan tidak mendapat keadilan, mereka mulai bertanya-tanya kepada sang penguasa. Namun, usaha untuk bertanya setelah usai memahami kehidupan mereka menjadi sia-sia karena tidak ada jawaban yang berasal dari sang penguasa. Pada akhirnya, jawaban tersebut hanya bisa didapat dari Yang Maha Kuasa dengan beribadah, berdoa, dan ketika sudah kembali kepada-Nya.
Melalui cerita AUM, ditunjukkan pula dialog tokoh kepala keluarga disaat ia meminta izin untuk mengakhiri perjalanan kehidupan bersama orang-orang udik. Mereka akhirnya memutuskan bunuh diri untuk bertemu dengan Sang Maha Kuasa dan mendapat jawaban dari pertanyaan kehidupan mereka, yang selama ini mereka hadapi. Banyak Pelajaran moral yang bisa didapat dari cerita AUM. Tentu saja pelajaran moral dari cerita AUM dapat dijadikan pengingat bahwa dalam kehidupan ini kekuasaan, harta dan rupa hanyalah titipan belaka. Manusia yang gila akan harta dan kekuasaan hanya akan menimbulkan ketidakadilan yang berdampak pada orang lain. Maka dari itu, manusia harus selalu bersyukur atas pemberian Tuhan. Menurut pembina ekstrakurikuler Teater AGNI, Bapak Nai’im Arsyadi Muhsin, S.Pd mengatakan bahwa penampilan AUM dibawakan dengan ciri khas Teater AGNI. AUM diharapkan bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga bisa melestarikan kesenian di kalangan anak muda, khususnya pada bidang teater. Salam budaya! Agni jaya!
***
Author: Shelo Mitha Oktaviana (Siswa kelas XII-10, Anggota teater Agni SMAN 2 Madiun)
Editor: Nurul Ika Noviyanti, M.Pd (Guru SMAN 2 Madiun)
Tinggalkan Komentar