Info Sekolah
Jumat, 10 Okt 2025
  • SMAN 2 MADIUN -- SEKOLAH PRESTASI -- Widya Tinata Ambuka Budi
  • SMAN 2 MADIUN -- SEKOLAH PRESTASI -- Widya Tinata Ambuka Budi
30 Juli 2025

“Widya Tinata Ambuka Budi” Dalam Prespektif Bahasa Jawa

Rab, 30 Juli 2025 Dibaca 83x Uncategorized

SMAN 2 MADIUN-SEKOLAH PRESTASI

“Widya Tinata Ambuka Budi” merupakan tulisan yang bisa dengan teliti ditemukan di pojok sekolah dengan sejuta prestasi ini. Bisa ditemukan juga di website sekolah dan perpustakaan digital SMA Negeri 2 Madiun, bahkan tulisan tersebut juga dicetak di setiap halaman kalender sekolah tahun 2025. Mirisnya banyak yang tidak tahu apa arti tulisan tersebut termasuk warga sekolahnya. Hanya berlalu sebagai tulisan yang mungkin hanya dibaca jika ada perintah untuk membacanya, ini sedikit mengulik penulis untuk menjelaskan makna “Widya Tinata Ambuka Budi” dalam prespektif Bahasa Jawa, dikarenakan kata penyusun tagline ini menggunakan Bahasa Jawa. Tulisan yang sebenarnya juga bisa disebut sebagai tagline SMA Negeri 2 Madiun ini harus akrab di benak setiap warga sekolahnya. Selain itu, tagline ini juga merupakan harta warisan dari bapak ibu guru terdahulu yang sudah merintis nama baik SMA Negeri 2 Madiun dengan sepenuh hati. Perintis nama besar sekolah tercinta ini, begitu menghargai Bahasa Jawa sebagai bahasa yang masih begitu kental di masa kerjanya dulu hingga jadilah besar lembaga kebanggaan masyarakat Kota Madiun ini sampai sekarang.

“Widya Tinata Ambuka Budi” jika diidentifikasi dari susunan katanya termasuk dalam bentuk Sengkalan. Dalam bahasa Jawa, sengkalan merupakan penanda waktu berupa tahun yang disandi menggunakan “tembung watak angka”. Tembung watak angka adalah kata yang bisa menerjemahkan suatu keadaan atau sifat yang selaras dengan angka tertentu. Sebagai contoh kata “Gusti”, yang berarti Tuhan pastilah berjumlah satu, oleh karena itu “Gusti” merupakan “tembung watak angka siji” (angka 1). Ada 2 jenis sengkalan, yaitu Sengkalan Lamba: sengkalan yang disusun menggunakan kata (tembung watak angka) dan Sengkalan Memet: sengkalan yang disusun dalam bentuk gambar objek tertentu, dengan berbagai dimensi. Sengkalan Memet banyak ditemukan sebagai ukiran. Nah yang sering jalan-jalan ke Yogyakarta atau Solo pasti sering melihatnya, namun taukah Anda jika itu termasuk warisan bahasa Jawa yang disebut Sengkalan? Jika sekolah dengan sapaan kebanggaan “Sekolah Prestasi” ini punya identitas ukiran di setiap gedungnya, akan berbentuk seperti apa ya? “Widya Tinata Ambuka Budi” yang termasuk dalam sengkalan lamba, bisa ditransformasikan menjadi sengkalan memet dalam bentuk ukiran, ornamen, atau bahkan motif batik bisa memperkuat identitas sekolah kita.

Bagaimana “Widya Tinata Ambuka Budi” disusun? Ini sudah ada aturan tertentunya yang menjadi warisan budaya Jawa dengan sebutan Sengkalan atau Candrasengkala. Penyusunan kata dalam sengkalan lamba disusun dari angka tahun yang paling belakang menuju angka yang paling depan. Inilah keunikan bahasa Jawa dalam menginformasikan keterangan tahun dalam bentuk literasi dan numerasi sekaligus. Masih banyak tembung watak angka lainnya, namun di tulisan ini hanya akan dijelaskan tembung watak angka pada “Widya Tinata Ambuka Budi”. Penjelasan berikutnya akan mampu membantu memahami arti sekaligus informasi angka dibalik “Widya Tinata Ambuka Budi”.

Kata Widya berarti ilmu, yang merupakan tembung watak angka 3. Tinata berarti tertata, beraturan, atau sistematis, berasal dari kata tata yang merupakan tembung watak angka 5. Ambuka berarti terbuka, bisa menjadi jalan untuk menemukan atau meraih tujuan tertentu, suatu hal yang bisa dilewati sebagai jalan merupakan tembung watak angka 9. Budi berarti baik atau kebaikan. Kebaikan atau kata benda abstrak lainnya menunjukkan jumlah tunggal. Hal yang baik bisa jadi banyak jumlahnya, namun kebaikan sejati hanya ada satu. Oleh karena itu budi merupakan tembung watak angka 1.

Setiap kata pada “Widya Tinata Ambuka Budi” yang telah diketahui simbol angkanya, mampu menunjukkan informasi tahun jika dibaca dari belakang, Budi: 1, Ambuka: 9, Tinata: 5, dan Widya: 3. Didapatkanlah informasi tahun 1953, yang tidak lain adalah tahun berdirinya SMA Negeri 2 Madiun. Tidak cukup hanya disini informasi yang dimuat oleh tagline berbahasa Jawa ini. Makna yang lebih dalam yang jauh lebih diutamakan adalah tujuan sejati berdirinya SMA Negeri 2 Madiun sesuai dengan susunan kata “Widya Tinata Ambuka Budi”, yaitu ilmu yang tertata dan terbuka mampu menghadirkan  kebaikan sejati berupa wawasan yang diimbangi budi pekerti luhur. Harapannya, SMA Negeri 2 Madiun dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap mengutamakan budi pekerti warga sekolahnya. Secara sederhana tulisan ini mampu mengingatkan kembali peran guru dalam mendidik siswa agar nama baik SMA Negeri 2 Madiun tetap harum seharum melati. Siswa yang dididik merupakan perlambang bunga melati yang harus dirawat sedemikian rupa tumbuh kembangnya, agar selama di sekolah hingga lulus kelak, mampu memberikan aroma wangi melati yang semerbak ke seluruh antero jagad khususnya di Kota Madiun.

Muatan Lokal Bahasa Jawa dengan kurikulum lokalnya, telah mengarahkan pembelajaran siswa SMA untuk mengenal Sengkalan sebagai warisan budaya. Dirumuskan dalam Capain Pembelajaran pada jenjang SMA Fase F Kelas XI Semester Genap dengan judul materi Angka Jawa dan Sengkalan, siswa sedikit tertantang mempelajarinya. Dengan pembelajaran berbasis PjBL (Project Base Learning) siswa ditugaskan menyusun Kaligrafi Sengkalan “Ngadege SMA Negeri 2 Madiun (1953)” berdasarkan hasil pengamatan dan analisis susunan kata pada tagline “Widya Tinata Ambuka Budi” yang dicetak pada kalender sekolah. Nah tantangannya kata yang sudah dipakai dalam tagline tidak diperbolehkan digunakan kembali, lalu mentransformasikannya menjadi tulisan aksara dan angka Jawa, lalu mentransformasikannya kembali menjadi Kaligrafi Aksara Sengkalan sebagai unsur Sengkalan Memet-nya karena bentuk kaligrafi harus menyerupai objek tertentu yang mendeskripsikan arti sengkalan karya masing-masing.

Nah kalau “Widya Tinata Ambuka Budi” masih berbentuk Sengkalan Lamba (dalam bentuk kata), ayo buat Sengkalan Memet-nya (dalam bentuk gambar), berupa ukiran atau mungkin batik sekolah. Ayo…siapa yang bisa? Seru nih sayembaranya!

***

Author : Dita Candra Astari, S.Pd. (Guru SMAN 2 Madiun)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar